Akhir Mei 2025 jadi momen yang nggak bakal dilupakan ribuan pencari kerja di Indonesia! Khususnya mereka yang hadir di acara Job Fair 'Bekasi Pasti Kerja Expo' di Cikarang. Niatnya cari kerja, tapi yang didapat malah pengalaman traumatis! Bukan cuma karena gagal mendapat pekerjaan, tapi juga karena harus berdesak-desakan dengan ribuan orang lain hanya untuk masuk gedung tempat expo diadakan.
Banyak yang datang dari subuh, bahkan ada yang naik ojek online dari luar kota. Mereka bawa map, CV, dan semangat. Tapi yang mereka dapatkan? Hanya kekecewaan!
Job fair ini awalnya disebut sebagai momen besar! Pemerintah daerah, kampus, dan berbagai perusahaan terlibat. Brosurnya menjanjikan banyak hal, tapi saat ribuan orang datang ke lokasi dengan harapan besar, tetapi hasilnya tidak sesuai kenyataan! Kenapa? Disini akan Mimin Bettogel bongkar satu persatu!

Antrean Panjang, Desak-Desakan, Sampai Insiden Pingsan
Bayangin kamu udah antre berjam-jam, berdiri di bawah panas matahari, cuma buat scan QR kode masuk. Tetapi sistem yang lambat membuat orang saling dorong-dorongan, bahkan sampai ada yang pingsan di lokasi! Dan parahnya di tengah kekacauan ini, tidak ada kejelasan siapa yang bertanggung jawab!
Bukan cuma antrean masuk yang kacau. Di dalam gedung pun situasinya nggak lebih baik. Booth-booth perusahaan dikerumuni pencari kerja. Nggak semua dapat kesempatan bertanya, apalagi wawancara langsung. Banyak yang akhirnya hanya bisa drop CV tanpa tahu kapan atau apakah akan dihubungi.
Job fair yang seharusnya jadi pintu menuju masa depan, malah jadi pengalaman yang bikin trauma! Beberapa orang bahkan menyebut ini bukan job fair, tapi job fear!
Jumlah Lowongan yang Jauh Lebih Sedikit dari Jumlah Peserta
Salah satu penyebab utama kekacauan adalah kesenjangan antara jumlah lowongan dan jumlah peserta. Bayangkan aja, lebih dari 25.000 pencari kerja hadir, tapi lowongan yang tersedia hanya sekitar 2.500! Berarti hanya sekitar 10% dari mereka yang mungkin benar-benar berpeluang dapat kerja.
Dan itu pun belum tentu karena sebagian besar perusahaan hanya membuka penerimaan berkas, bukan interview langsung. Sebagian besar posisi yang ditawarkan juga tidak sesuai dengan semua latar belakang pendidikan peserta. Banyak sarjana datang, tapi posisi yang dibuka dominan untuk level SMK atau sebaliknya.
Kekacauan ini bisa diminimalkan kalau sejak awal penyelenggara menyebutkan detail yang jelas, seperti:
- Berapa perusahaan yang terlibat?
- Lowongan apa saja yang dibuka?
- Apakah akan ada interview langsung atau sekadar pengumpulan CV?
- Syarat pendidikan, minimal skill yang diperlukan, ataupun persyaratan lainnya.
Sayangnya, informasi ini tidak ada, bahkan menjelang hari H. Akibatnya semua datang dengan ekspektasi tinggi dan pulang dengan rasa lelah dan kecewa.
Komentar yang Bikin Emosi Pencari Kerja
Belum habis amarah publik soal kekacauan yang terjadi, muncul komentar dari seorang HRD di media sosial yang menyiram bensin ke api! Dia mengatakan bahwa Job fair itu cuma formalitas!
'Perusahaan datang cuma buat branding, bukan rekrutmen beneran.'
Buset dah bosku, malah mencari perkara nih!
Kalimat itu langsung viral dan jadi bahan kemarahan netizen. Banyak yang merasa disia-siakan. Mereka datang jauh-jauh, bawa harapan besar, hanya untuk dianggap sebagai 'figuran' di acara yang seharusnya menjadi jalan untuk mengubah hidup mereka.
Komentar itu nggak cuma menyakitkan, tapi juga membuka mata banyak orang bahwa ternyata, sebagian perusahaan memang hanya datang ke job fair demi terlihat 'peduli. Tapi di balik itu? Mereka bahkan belum tentu benar-benar mencari karyawan baru.
Respon Tegas dari Wakil Menteri Ketenagakerjaan
Pernyataan HRD tersebut nggak cuma bikin publik geram, bahkan pemerintah pun ikut bicara! Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer, langsung merespons dan menyebut pernyataan itu tidak bertanggung jawab dan menyesatkan! Tapi mungkinkan perusahaan-perusahaan ini dipaksa untuk mengikuti Job Fair? Hmm 🤔
Beliau bilang bahwa job fair tetap penting dan bukan sekadar formalitas, terutama bagi banyak orang yang masih menggantungkan harapan pada ajang seperti ini. Tapi beliau juga mengakui, sistem dan pelaksanaan job fair harus dibenahi total agar nggak lagi jadi beban buat pencari kerja.
Dengan kejadian ini, masyarakat makin sadar bahwa sistem rekrutmen publik seperti job fair butuh transparansi dan profesionalisme. Karena bagi banyak orang, ini bukan cuma event biasa, tetapi ini soal masa depan mereka!
Gimana Seharusnya Job Fair Dijalankan?
Menurut Mimin Bettogel seharunya panitia memberikan detail kepada peserta agar pencari kerja tidak datang dengan ekspetasi yang terlalu tinggi, dan bisa memfilter orang yang datang, seperti:
- Daftar lengkap perusahaan peserta
- Jumlah dan jenis lowongan secara spesifik
- Syarat tiap posisi (pendidikan, pengalaman, dll)
- Apakah ada wawancara langsung atau hanya kumpul CV
- Memfilter perusahaan yang benar-benar memerlukan tenaga kerja
- Jika memang tempat event tidak bisa menampung banyak peserta, booth perusahaan bisa dibuat bergliran dan beberapa hari
Transparansi ini semoga bisa mengurangi potensi kerusuhan yang terjadi dan pencari kerja bisa lebih selektif dan siap. Acara pun jadi lebih tertib dan punya arah!
Saran dari Mimin Buat Kamu yang Lagi Berjuang

-
Jangan cuma andalkan job fair
Gunakan platform online, komunitas, bahkan kenalan alumni buat buka lebih banyak peluang. Dunia kerja sekarang luas banget, jadi jangan terpaku di satu pintu aja.
-
Siapkan mental, bukan cuma CV
Proses nyari kerja bisa bikin lelah dan kecewa, apalagi kalau hasilnya belum sesuai harapan. Tapi justru di titik itu mental kamu diuji. Tetap semangat dan berusaha ya!
-
Riset perusahaan dan posisi sebelum datang
Pahami dulu kamu mau kerja di mana, cocok nggak sama skill kamu, dan apa yang kamu harapkan.
-
Upgrade skill terus
Luangin waktu belajar hal baru, meskipun cuma 30 menit per hari. Skill kecil hari ini bisa jadi penentu besar besok.
-
Jangan malu bangun personal branding.
Aktif di LinkedIn, bikin portofolio, ikut komunitas yang positif, semuanya bisa ningkatin nilai diri kamu di hadapan HRD.
Upgrade Skill, Bangun Portofolio, dan Tetap Siap Mental

Nggak cukup cuma nyari kerja. Kamu juga harus jadi kandidat yang layak, dengan cara:
-
Ikut Pelatihan Online
Banyak pelatihan ataupun seminar gratis, bisa dari youtube, dari pemerintah ataupun swasta.
-
Bangun Portofolio
Mungkin kamu pernah ikuti sebagai panitia acara ataupun kepala organisasi, jadi aktif terus ya, jangan berharap terus, tetapi memang berusaha membangun kualitas diri.
-
Belajar Wawancara
Kamu bisa belajar mandiri lewat youtubu ataupun konsultasi bareng teman kamu.
-
Jangan Patah Semangat
Penolakan adalah awal dari kesuksesan, jadi tetap semangat!
Ingat, dunia kerja itu bukan soal siapa paling cepat, tapi siapa yang paling siap!
Kesimpulan
Harapan itu perlu, tetapi sistem juga harus siap! Kita nggak bisa tutup matam kejadian di Job Fair Bekasi kemarin adalah bukti nyata bahwa sistem rekrutmen publik perlu dibenahi. Harapan pencari kerja itu nyata, dan mereka layak diperlakukan dengan hormat!
Job fair seharusnya jadi jembatan, bukan jebakan. Seharusnya mempertemukan peluang dan potensi, bukan bikin trauma karena buruknya manajemen.
Tapi di sisi lain, sebagai pencari kerja, kita juga perlu cerdas dan fleksibel. Dunia kerja terus berubah, dan kita harus terus belajar, beradaptasi, dan berani buka jalur baru.
Jadi, tetap semangat ya! Jangan pernah takut gagal, karena gagal bukan akhir! Tapi adalah proses dari awal kesuksesan!
Bagaimana pendapatmu sobat Bettogel Viral tentang kejadian ini? Apa kamu pernah mengikuti job fair di tempat lain? Ataupun saran buat sistem rekrutmen di Indonesia? Coba tulis komentarmu di bawah ya!
Mencari info berita viral terkini? Kepoin Bettogel aja! Platform update berita paling viral di Indonesia!
Daftar di Bettogel sekarang agar tidak ketinggalan info berita viral Bettogel88 lainnya!